Rare FavFiction

Everything You Know the Story

  Through gentle skies of velvet hue, My soul keeps saying, I Falling love with you. Saturday, 06 September of 2025

 

Through gentle skies of velvet hue, My soul keeps saying, I Falling love with you.
Saturday, 06 September of 2025

  The nights feel longer, the stars less bright, Without her warmth, there’s no true light. Thursday, 26 August of 2025

 

The nights feel longer, the stars less bright, Without her warmth, there’s no true light.
Thursday, 26 August of 2025

Dimulai dengan pertanyaan “seberapa lama orang lain menyadari bahwa kamu hilang?” ada yang berpendapat 2 minggu, adapun yang mengatakan terg...



Dimulai dengan pertanyaan “seberapa lama orang lain menyadari bahwa kamu hilang?” ada yang berpendapat 2 minggu, adapun yang mengatakan tergantung seberapa sering kamu berhubungan dengan mereka. Tapi apakah itu ironis? keberadaanmu seakan diukur seberapa sering namamu disebut atau muncul di layar ponsel orang lain. Garis besar keinginan kamu menghilang bukan semata-mata karena bosan, mungkin faktor lelah akan kehidupan, rasa bersalah, rasa putus asa ataupun kehilangan arah hidup yang semakin memudar, rasa tersebut merambat masuk di dalam.


Kamu ingin menghilang bukan semata-mata karena keegoisanmu, Setiap hari kamu berjalan di lorong yang sama, lorong yang tak pernah menawarkan pintu keluar. Pekerjaan hanyalah rutinitas yang menelan jiwamu sedikit demi sedikit. Malam bukan waktu beristirahat, tap pikiranmu berisik, berlarian tanpa henti. Akhir pekan yang biasa bergairah, memberi warna. Kini, hanyalah kekosongan yang memelukmu erat, membuat napas terasa berat. 


Setiap hari kamu selalu mendengar bisikan, pelan tapi tajam "Kalau kamu menghilang, tak ada yang peduli juga." lalu kamu percaya, karena tak ada satupun tanda yang mengatakan sebaliknya. Kamu membayangkan dunia tanpamu, dan itu hal normal. Tak ada dentuman besar, tak ada kehilangan yang dramatiss, hanya sunyi, lalu semuanya berlanjut sepert biasa. 


Kesendirian akan perasaan hampa bukan untuk menyerah, tapi untuk memutus semua koneksi lama dan memulai hidup baru ditempat yang tak mengenal kamu. Kadang, kamu menghilang bukan karena lemah atau benci dunia. Kamu hanya ingin diam, tak terlihat, tak terdengar, berharap semua beban larut bersama senyapnyaa malam.


Kamu mulai, mengasingkan diri, perlahan tanpa suara.

Kamu menarik diri dari teman-temanmu, sahabatmu, pacarmu, bahkan keluargamu. Nama mereka masih tersimpan di dalam kontakmu, tapi jarimu tak lagi mengetik pesan. Berikan senyum di wajah tapi hanya sebagai topeng, Topeng yang rapuh, retak dan nyaris pecah.Suara tawa yang dulu memenuhi ruangan kini hanyya menjadi gema samar di kepala.  Kamu mulai jarang muncul di tempat-tempat yang dulu menjadi bagan dari hidupmu, Kamu menyimpan uangmu, bukan untuk masa depan yang cerah, tetapi untuk beekal pergi jauh, tanpa arah kembali. 


Kamu perlu membalas teman-temanmu sesekali agar mereka mengira kamu siibuk, Kamu merencanakan segalanya, dengan tenang, bukan karena marahh tapi karena kamu yakin bahwa kamu sudah benar-benar pergi. 


Didunia nyata, kamu mulai menghapus foto-foto sosial media, simpan bebereapa nomor darurat yang mungkin tidak akan pernah kamu hubungi. Kamu tidak lagi nongkrong di kafe langganan, yanng kamu lakukan adalah duduk di sudut kaamr, menatapi dinding, mendengar detakan jam seperti hitungan mundur. Kamu mula belajar menghlang dar rutniitas, pagi hari, kamu setelah meninggalkan barang-barangmu, yang tertinggal hanyalah udara hampa dan pertanyaan yang tidak akan pernah terjawab "Dia Kemana?"

  Hiding the storm behind his face,  Wearing a smile, but never at rest. "kadang di titik terendah, saat kita hancur tanpa arah, kehila...

 

Hiding the storm behind his face, Wearing a smile, but never at rest.


"kadang di titik terendah, saat kita hancur tanpa arah, kehilangan segalanya, di sanalah kita akhirnya benar-benar bertemu diri sendiri. Bukan saat bahagia, tapi saat kita nyaris tak bisa bernapas oleh luka."

Ditahun ini, banyak sekali kita melawati rintangan yang tak pernah aku duga. Rasa lelahh yang kita emban selama setengah tahun, rasa cemas akan suatu hal yang bahkan aku bingung harus berbuat apa, rasa tak berguna pada siapapun selalu menyelimutiku. Berharap masalah akan selesa ketka bangun keesokan harinya, tetapi tdur hanyalah obat sementara untuk ku tak melhat kenyataan yang begitu pahit. Kadang aku duduk di ruang kerja dengan mata kosong menatap monitor, menanti detik-detik saat aku harus kembali pura-pura kuat. Dunia di luar terus bergerak, dan aku, hanya diam, membeku. Lalu, sebuah notifikasi masuk. "Ting." Dari seseorang yang kurasa, masih mampu menghidupkan sisa-sisa jiwaku. Kamu. Hanya sebuah pesan singkat, tapi entah kenapa, terasa seperti tangan yang menarikku dari jurang paling sepi. Sejenak aku lupa dunia ini membenciku. Sejenak aku merasa BAHAGIA

Di saat itulah hariku mulai berwarna, walau hanya sebatas pesan Text, aku merasakan kepeduliannya. Tumbuh perlahan menyelimuti hariku, Tapi, perasaan itu tak bertahan lama. Otakku mulai merayap dengan bayangan-bayangan yang tak kuundang. Overthinking datang sebagai tamu yang tak pernah pamit. 'Bagaimana jika kamu mulai bosan? Bagaimana jika pesanmu hanya karena status, bukan ketulusan? Bagaimana jika kamu sama seperti yang lain, pergi ketika aku mulai berharap? bagaimana jika kamu disana Bersama teman-temanmu chatku di hidden?, bagaimana jika dia lebih bahagia dengan temannya?' Memang, terkadang sangat lelah memikirkan hal seperti itu, dari dia aku terus belajar mempercayainya walau apapun yang terjadi.

Suatu saat, pasti ada momen aku mengalahkan fikiran negatifku dan aku siap menanggung konsekuensinya. Walau hancur karena sakit hati, setidaknya dia pernah jujur. dari sana mungkin aku akan belajar banyak hal. saat hatiku penuh curiga, aku tetap tinggal, memegang janjiku meski kepalaku terus memaksa berfikir negatif. Aku ingin membuatnya nyaman, tenang, dan percaya meski aku sendiri sering tersesat dalam kekacauan batinku. Rasa cemburu itu nyata, dan perlahan membunuhku dari dalam. Tapi aku menahannya, menggenggam keras agar tidak mengusiknya. Aku mencoba menjaga agar dia tidak tenggelam dalam impuls-impulsnya walau aku nyaris karam oleh impulsif juga.


Kita memang memiliki banyak kesamaan, tapi mungkin justru di situlah bahayanya. Kita sama-sama hancur, tapi tak tahu cara menyelamatkan. Kita sama-sama terbiasa kehilangan, sehingga ketika diberi rasa sayang, kita lebih dulu mencurigainya, darisitu aku mengajak dia untuk berjuang bersama, walau sakit setidaknya kita tak sendirian untuk menanggung beban. Dari semua ini, aku mencoba belajar, belajar mencintai tanpa mengurung, memahami tanpa menuntut, dan bertahan untuk diperjuangkan. Tapi aku selalu punya satu harapan, bahwa di tengah kekacauan yang ada, Ada seseorang yang selalu tinggal dihati kamu, bukan karena aku tau cara menyembuhkan kamu, karena kamu membolehkan aku menggenggam tangan kamu dan bilang “Kita lewatin ini bareng-bareng, beban kamu aku pikul juga, yah sayang.”



**Curhatan seseorang yang sedang LDR**

A thousand lights,I miss you in tender night. Sunday, 24 July of 2025





A thousand lights,I miss you in tender night.
Sunday, 24 July of 2025

Mengenalmu dalam waktu dekat ini terasa hangat, perasaan ini yang tak pernah kualami sebelumnya. Pertemuan kita pertama begitu nembekas sang...



Mengenalmu dalam waktu dekat ini terasa hangat, perasaan ini yang tak pernah kualami sebelumnya. Pertemuan kita pertama begitu nembekas sangat manis, masih teeingaat jelas di benakku betapa salah tingkahnya aku bertatapan denganmu, walau kita membahas hal-hal tak jelas tetapi kita saling menyambung satu sama lain, membahas hal kantor, membahas hal masa kecil, membahas suka dan duka, kita saling memahi perasaan satu sama lain. Dalam taatapanmu aku tau satu hal, kamu merasa lelah, rasa lelah yang tak ingin kamu ucap, tak ingin orang lain mengetahui. rasa beban yang kamu pikul selama ini, 


Sebelum itu, kita masih sibuk akan dunia sendiri, masih memikul beban semesta sendiri. tetapi, setelah bertemu dengan mu walau hanya obrolan sederhana aku merasa hangat, aku berharap kamupun begitu. Pada akhirnya, kamu menerimaku menjadi pacarmu, itu adalah hal yang tak bisa aku gantikan, moment dimana kita ngobrol berdua membahas maasa depan, momen dimana kamu menangis membayangkan hal-hal buruk kedepannya, momen dimana kita saling berbagi dan mengenal lebih baik sisi buruk kita satu sama lain, bukan membicarakan hal random lagi, tetapi saliing mengenal sisi buruk masing-masing, bukan untuk dihakiimi, tapi untuk dipahami dan diterima. Malam itu juga, aku tersentak, Kamu, dengan caramu berbicara jujur dan penuh emosii dalam tiap tetesan air mata, menunjukan padaku bayangan gelap dalam diriku sendiri yang selama ini tak berani kutatap. Dan untuk pertama kalinya aku tak lari. Karena kamu.


Terimakasih, karena telah hadir. Karena dengan segala luka dan lelahmu, Kamu tetap memilihku, Bukan karena aku sempurna, taapi karena hatimu tau cara mencintai meski dalam keadaan rapuh. Dan itu, adalah hal paling indah yyang pernah aku rasakan. Aku mencintaimu dengan segala yang aku punya, Aku mencintaimu dengan seluruh diriku. Dengan ragu yang sesekali datang, dengan harapan yang tumbuh perlahan, dengan ketakutan akan masa depan, tapi juga dengan tekad untuk tetap bertahan.. Aku tahu hubungan ini tidak akan selalu mudah, dan kita mungkin akan melewati hari-hari yang berat, debat kecil, atau diam panjang, Tapi aku percaya, kita akan selalu menemukan cara kita sendiri untuk memahami, untuk menerima, dan untuk terus memilih satu sama lain. Dunia mungkin tak selalu berpihak, dan kenyataan tak selalu seromantis film. Tapi dalam segala kemungkinan yang bisa terjadi, aku tetap memilihmu. 


I Love You, Isna