Kali kesekian aku terus mengkhawatirkan dirimu, penuh dengan tanda tanya. Memang pernah terjadi sebelumnya, tapi kali ini aku merasa berbeda, Apa yanng kita lewatkan pun aku tidak tau, AKu hanya merasakan banyaknya kebingunnan dan kekhawatiran tetapi aku sangat takut membuat mu risih. Gundah gulana membuatku menspekulasikan banyak skenario seperti kehilanganmu, Jujur aku masih belum bisa melepaskanmu sepenuhnya. Setelah seharian melelahkan dengan bekerja, berbicara denganmu selalu menjadi satu-satunya titik tenangku. Suaramu seperti jeda dalam keributan dunia, dan saat aku bertemu langsung denganmu… entah kenapa aku merasa bahwa itu bukan kebetulan, bahwa semesta benar-benar mempertemukan kita untuk alasan yang lebih besar dari yang bisa kita pahami. Tapi hari demi hari, aku berjalan dalam bayangan yang dulu selalu kutakuti: kehilangan arah, kehilangan kendali, dan akhirnya… kehilanganmu.
Hari demi hari ku lewati dengan hal yang membuat aku takut sebelumya, aku jadi bergulat dengan pikiranku. Kamu pernah bilang sering overthinking dan aku pun begitu. Kita punya begitu banyak kesamaan, dari cara pandang, dari luka-luka yang disembunyikan, sampai ketakutan yang tak bisa disebutkan. Tapi tetap saja, bahkan dua orang yang mirip pun bisa salah paham, bisa saling melukai, dan bisa kehilangan arah.. AKu hanya bisa berharap mendapatkanmu kelak dan kamu memberikan jawabannya.. Aku tak pernah berharap banyak... hanya berharap kamu tahu bahwa aku terus mencoba. Mencoba menjadi versi terbaik yang bisa bersanding dengan lukamu, memahami diam-mu, menenangkan gelisahmu. Tapi semakin aku mencoba, semakin aku merasa tenggelam. Aku tak tahu apakah pada akhirnya kamu akan memilihku, atau hanya akan menjadi pelajaran pahit yang terus menghantui mimpi-mimpiku. Yang kutahu, aku masih di sini. Masih mencintaimu.
Semasa Kecil, Kita selalu bermain bersama, meenertawakan hal-hal sederhana dan segalanya terasa ringan tannpa takut kehilangan. Mungkin, kamu masih mengingat tingkat konyolku, cara aku berbiicara tanpa berpikir. Tapi mungkin...kebodohanku yanng dulu meninggalkanmu bukan secara fisik, tapi secar batin. Aku menjauh saat kamu butuh seseorang untuk tinggal. Aku menghilang tanpa jejak dan lebih parahnya lagi aku membiarkanmu merasa sendirian, Overthingking. Maafkan aku yang pengecut dan membuatmu sakit hati. Dan semakin hari, aku semakin sadar aku adalah alasan kenapa kamu mempunyai Trust Issue terhadap seseorang dan luka yang kutinggalkan mungkin tak pernah benar-benar sembuh.
Isna, bertemu denganmu membuatku candu, Aku di sini… masih berusaha keras menapaki jalan yang penuh duri hanya untuk sampai ke hatimu,, Tatapan matamu… lentik, tapi lelah. Seolah menanggung seribu beban hidup yang tak pernah kamu ceritakan. Tapi dari matamu itulah aku belajar tentang kesepian, tentang luka yang tak bersuara, tentang dunia yang tak selalu berpihak pada orang baik.
Aku sungguh serius denganmu. Bahkan ketika dunia terasa gelap, ketika langkahmu menjauh, bahkan saat kamu diam dan seolah tak lagi peduli. Aku tetap di sini, mencintaimu, Aku akan berkomitmen serius untuk mendapatkanmu. mungkin ini adalah hal aneh bagimu.
I Still Love You
0 komentar: